Adsense Link 728 X 15;

SMPN 3 Madat Aceh Timur Digenangi Air

Posted by selaluadadisiniuntukmu Jumat, 24 Februari 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300
SMPN 3 Madat Aceh Timur Digenangi Air

Aceh Timur – Inilah balada pelajar sekolah desa terpencil, arungi genangan air tiap tahun sepanjang musiman. SMP Negeri 3 Madat, Kecamatan Madat Aceh Timur sasaran banjir yang tak terindahkan.

Genangan air bagaikan lautan luas di halaman Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Madat, yang terletak di pedalaman. Di desa Pante Bayam kecamatan Madat Aceh Timur menjadi wadah pendidikan adu untung mencapai kelas antara genangan air berhari-hari dan tuntutan mata pelajaran bagi pelajar.

Desa Pante Bayam memiliki jarak dengan daerah keramaian kecamatan setempat mencapai sekitar enam kilometer lebih yang persis letaknya daerah petani tambak. Disekitar desa itu juga terdapat beberapa sekolah dasar lainnya, namun bernasib yang sama.

Dari pantauan Radar Nusantara, kamis (16/2), di depan halaman sekolah yang memikili luas sekitar 10.300 meter persegi itu dipenuhi air hingga 80 cm, lebih kurangnya mencapai lutut orang dewasa. Satu unit lapangan bola voly, delapan unit RKB lima unit antaranya sedangdalam pemakaian belajar, tiga lainnya masih kosong, prihalnya siswa masih minim demikian juga tiga unit Mandi Cuci Kakus (MCK) ikut terendam dan didalam ruang air mencapai 50 centimeter.

“air hujan ini sudah mengendap sejak bulan Desember 2011 yang lalu, hingga saat ini jangankan mengering kusut saja tidak” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 3, Hasan Basri SPd yang sudah mengabdi disekolah tersebut semenjak satu tahun terakhir.

Berminggu air hujan meladangi halaman sekolah, air yang mengendap tidak ada selokan yang dibuat, dengan terpaksa dalam masa waktu berminggu-minggu pelajar tersebut arus mengarungi air. Namun Hasan Basri hanya bisa pasrah pada keadaan dengan mengharapkan keajaiban, “kapan anak-anak terbebas dari banjir”.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 2009 mulai aktifnya, sampai saat ini sudah mempunyai murid sebanyak 108 siswa dengan jumlah lokal sebanyak delapan lokal dibawah 15 tenaga didik. Mengenai ruang belajar hingga saat ini sudah menuai kapasitas, bahkan dari segi mobiler dan lainnya sudah lengkap, namun sungguh disayangkan tempat pendidikan anak daerah tersebut tidak terlepas dari ancaman banjir yang terisolir.

“Permasahan kita saat ini hanyalah banjir yang sejak memasuki bulan November hingga Februari yang menjadi langganan banjir, sedangkan lokal dan mobiler sudah lengkap”, tambah Hasan yang didampingi kepala desa Pante Bayam Muslem saat menjawab media ini pekan lalu.

Ia juga mengatakan sudah mengupayakan membuat permohonan kepada pemerintah kabupaten Aceh Timur, tapi ironisnya usulan kasek itu hingga saat ini belum terwujudkan, “kata bupati, ketika kami mengajukan permohonan, bupati menjawab akan segera memperioritaskan” imbuhnya lagi.

Dikarenakan Pemkab dianggap tidak merespon pihak sekolah dan tokoh masyarakat desa setempat mengusulkan ke pemerintahan provinsi, tapi lagi-lagi tidak ada tanggapan melainkan janji saja.

Kerjasama pemerintahan desa dengan wadah pendidikan ditempat itu merupakan keterpurukan pembangunan daerah yang telah mengorbankan benih pemimpin masa depan daerah tersebut, dari amatan Wartawan sendiri mendapatkan, puluhan siswa-siswi SMPN 3 Madat itu sedang mengangkat celana dan yang perempuan sedang menyelamatkan rok mereka dari endapan air yang menjadi titik alur dari beberapa payau di sekitaran halaman, pelajar tersebut sedang berbondong-bondong pulang sekolah.

Kepala desa Pante bayam Muslem, membenarkan kondisi daerahnya rawan banjir, tidak hanya sekolah saja, namun pemukiman penduduk juga terncam banjir. Menurut keterangannya salah satu penyebab banjir yang tidak ada pembuangan tersebut dikarenakan masih dalam kebijakan desa untuk mengusulkan pembangunan drainase jalan, sempat gagal sebelumnya karena menganggu lahan warga, tempat tersebut masih kepemilikan masyarakat.

Bendungan yang mengililingi halaman sekolah tersebut diharapakan kepada pemkab aceh timur agar segera mungkin meresponnya, “bendungan itu sangat perlu dibenahi, air mengendap itu salah satu penyebabnya adalah bendungan, dengan sedikit perubahan akan berdampak lebih baik untuk masyarakat, air yang menggenangi segera teratasi demikian juga halnya dengan petani bisa membantu ladang sawah mereka guna mendapatkan jatah air yang cukup”, katanya.

Harapan masyarakat setempat, pemkab aceh timur lebih memperioritaskan infrastruktur masyarakat agar daerah tersebut bisa bebas dari banjir tiap musim penghujan tiba. (radarnusantara)

Follow Twitter
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar